Senin, 09 Maret 2015

Teman Sehati




       Kuna sedang terlelap tidur, tiba-tiba dia merasa tubuhnya tertindih makhluk besar, berwarna hitam. Kuna meronta, berusaha melepaskan tubuhnya dari makhluk itu. Namun usahanya sia-sia, makhluk tersebut menyeret dan melempar Kuna ke ruang gelap. Kuna mulai panik, ia berlari sambil meraba-raba mencoba mencari jalan keluar. “Ya, Tuhan.. Tolong aku” Ucap Kuna dengan napas yang terengah-engah. Tiba-tiba Kuna menyentuh sesuatu yang empuk dan basah. Kuna mencoba menegakan kepalanya, dan.. “Aaaaaaarrrggggghhhh…!” Kuna pun terbangun dari tidurnya, dan terlepas dari mimpi buruknya. Mukanya bersimbah keringat. Kemudian dia beranjak dari tempat tidur lalu bergegas ke kamar Ibunya.

 “Bu.. temenin Kuna tidur, ya” rengek Kuna disamping Ibunya yang sedang tidur pulas

“Bu..” Kuna menggoyangkan badan Ibunya

“Apa, sih, na.” Ibunya mulai terganggu

Temenin Kuna tidur, Bu”

“Kamu itu udah bangkotan! Mentil terus sama Ibu!” Semprot Ibunya.


       Kuna anak yang penakut, ia tidak berani tidur sendiri sejak 15 tahun yang lalu. Diapun sudah mencoba segala cara untuk menghilangkan sifat penakutnya, dari tidur dengan lampu menyala, menyumpal telinganya dengan earphone sambil mendengarkan musik dengan volume yang keras, hingga menyalakan lilin aromatherapy agar pikirannya tenang, tapi semuanya nihil. Ibunya pun sudah bosan mengomentari sifat penakutnya Kuna. Sampai suatu hari Ibunya mengenalkan Kuna dengan dia, yang dapat membuat Kuna berani tidur sendiri hingga malam-malam selanjutnya.


       Suatu malam saat jam menunjukan pukul 01.30, Kuna terjaga. Ia menatap wajah Dika, laki-laki yang ia nikahi 1 bulan lalu sedang tertidur pulas. Kuna merasa gelisah, ada rasa sesak di dadanya membuat matanya sulit dipejamkan lagi. Rasa itu adalah rasa rindu, rindu oleh kehangatan dia yang selalu menemani Kuna tidur sebelum bersama Dika. Kuna perlahan bangkit dari tempat tidurnya, pelan-pelan agar tidak membangunkan Dika. Lalu Ia berjalan menuju lemarinya, dan mengambil bantal yang sudah kumal, dipeluk dan diciumnya bantal itu. Bentuknya tidak sama seperti dulu, seprainya kini berwarna kecoklatan termakan usia, dengan ujungnya sedikit sobek. Kuna mengendus aromanya, ini yang tidak pernah berubah, bau yang sama, bau yang selalu membuat Kuna tenang. Dialah teman sehati Kuna, teman yang mampu membuat kuna melupakan rasa takutnya. Dialah sesuatu yang berharga dalam hidup Kuna selain Dika.

      

Sumber foto: meilodimension.blogspot.com

17 komentar:

  1. Wah keren setelah diedit. Sudut pandangnya juga diubah. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha.. Makasih kak Uda, itu udah 2x ganti.
      Lagi deg-degan nunggu komen ajen

      Hapus
  2. Makasih kak udah mampir. Alhamdulillah kalo menghibur.
    Meluncuuur ke webnya ah

    BalasHapus
  3. hihihihi bantal busuuk...ceritanya menghibur mak...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mak! Alhamdulillah kalo menghibur

      Hapus
  4. Kayak ada jarak dr paragraf terakhir sm paragraf sebelumnya. Klo tokoh dika sedikit diulas kayaknya lebih oke bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya sih supaya ga terlalu lebar, eh, tapi masukannya boleh juga. Ntar unda rubah lagi.

      Hapus
  5. Tulisannya bagus menarik sekali, sedangkan aku masih belum bisa huhuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rajin2 BW kak, baca, dan nyoba pasti bisa..
      Aq juga masih belajar kok.
      Makasih udah mampir..
      Blog kakak apa? Nanti aq meluncur ke sana deh

      Hapus
  6. kirain di kasih boneka sama emaknya kuna,ternyata bantal.
    aku yakin itu bantal sudah banyak iler -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahha... Kakak punya juga ya?
      Terimankasih sudah mampir

      Hapus
  7. wah nemu blogger lagi nih dengan gaya tulisan yang beda. good (y)
    salam kenal sesama blogger ya :)

    oiya blogmu udah aku follow. so, aku tunggu postingan terbarunya ya?
    main-main juga ke >> fathur1453.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak fathur, terima kasih sudah mampir. Alhamdulillah kalau terhibur..

      Segera meluncur kak!

      Hapus
  8. ceritanya menarik,,teman sehati itu memang selalu bikin nyaman.

    BalasHapus